Dalam dunia digital marketing, sebuah brand membutuhkan keberadaan buzzer dan influencer. Buzzer dan influencer muncul dari teknik pemasaran yang dikenal sebagai buzz marketing dan influencer marketing.

Sekilas, keduanya memiliki fungsi yang hampir sama, itulah sebabnya banyak orang masih kesulitan membedakan buzzer dengan influencer. Jadi apa perbedaan antara buzzer dan influencer? Berikut penjelasannya.

Jumlah Followers

Dilihat dari jumlah pengikutnya, buzzer tidak harus memiliki banyak pengikut. Dengan kata lain, buzzer bukanlah seseorang yang terkenal atau publik figur. Dan juga, Buzzer Indonesia sering tidak melakukan pekerjaannya sendiri, tetapi bekerja dalam tim yang biasanya terdiri dari hingga sepuluh orang seperti yang dilakukan oleh Jasa Buzzer buzzeraktif.com.

Sedangkan influencer biasanya memiliki jumlah followers yang banyak mulai dari ribuan hingga jutaan. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang influencer biasanya juga seorang publik figur. Tidak seperti buzzer, influencer hanya bekerja melalui akun media sosial pribadi mereka.

Cara Kerja

Buzzer bekerja dengan memberikan informasi atau berulang kali mempromosikan sesuatu untuk menjadi viral atau trend sehingga banyak orang membicarakannya. Contohnya seperti Jasa Buzzer Instagram yang dikelola oleh Buzzeraktif.com, mereka juga sering memelihara lebih dari satu akun media sosial untuk mencapai tujuan promosi tersebut. Untuk alasan ini, buzzer lebih cocok untuk meningkatkan kesadaran merek.

Sementara itu, influencer mengutamakan sosok seseorang yang memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan brand dan dapat mempengaruhi target konsumen, menjadikan influencer lebih cocok digunakan ketika sebuah brand ingin meningkatkan konversi. Berbeda dengan buzzer, influencer tidak beriklan berkali-kali, tetapi hanya sekali atau dua kali. Namun, konten produk biasanya lebih detail.

Engagement Rate

Tingkat keterlibatan audiens, atau tingkat keterlibatan, umumnya lebih rendah untuk buzzer daripada influencer. Dengan pola penyebaran informasi yang berulang, khalayak cenderung menghindari buzzer ini. Namun, bukan berarti publik kehilangan minat terhadap sesuatu yang dipromosikan. Audiens kemungkinan akan melakukan riset untuk mencari tahu apa sebenarnya buzzer itu.

Sementara keterlibatan dengan influencer umumnya jauh lebih tinggi karena model komunikasi yang lebih personal. Keterampilan ini biasanya diperlukan oleh merek untuk mendorong konversi yang lebih tinggi.

Indikator Keberhasilan

Sebuah buzzer dianggap berhasil jika dapat menarik perhatian dan diperbincangkan banyak orang. Influencer sekarang dianggap berhasil jika produk yang diiklankan menghasilkan konversi yang tinggi.

Dilihat dari indikator keberhasilan, keduanya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tujuan utama buzzer adalah menjangkau lebih banyak orang, sedangkan tujuan influencer adalah membuat pengikut mereka melakukan sesuatu (biasanya pembelian produk atau langganan).

Demikian penjelasan tentang perbedaan mendasar antara buzzer dan influencer yang harus Anda ketahui agar tidak salah pilih saat ingin mempromosikan produk anda.