Kondisi pandemi sejatinya menghasilkan tantangan bagi semua aspek kehidupan tak terkecuali bagi dunia pendidikan itu sendiri. Terlebih dengan adanya keputusan pemerintah untuk membuka sekolah kembali pada Semester Genap 2021. Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan terkait metode pembelajaran apa yang sebenarnya paling tepat untuk diterapkan.
Hal ini kemudian berkaitan dengan model pembelajaran campuran atau yang juga dikenal dengan model pembelajaran hybrid. Model Pembelajaran Hybrid sejatinya merupakan model pembelajaran yang mencampur metode Pembelajaran digital dan Metode Pembelajaran tatap muka. mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Dengan kata lain memanfaatkan fasilitas pendukung seperti aplikasi pembelajaran dan tekhnologi digital. Hal ini memungkinkan siswa memiliki sumber belajar yang beragam untuk menggali ilmu lebih dalam.
Secara lebih jauh hal ini juga dapat mendukung terselesaikannya permasalahan terkait gap generation antara murid yang merupakan digital native dengan guru yang bukan digital native. Mengingat tidak dapat dipungkiri bahwa gap generation memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Berbicara lebih dalam terkait Model Pembelajaran Hybrid kemudian banyak asumsi yang menyatakan bahwa metode ini dirasa tepat untuk digunakan seiring dengan kondisi pandemi yang masih terus berlangsung.
Sejalan dengan asumsi Bp. Indra Charismiadji dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Teachin.id pada November 2020, bahwa masa depan pendidikan Indonesia lebih ideal jika menerapkan metode pembelajaran campuran. Dengan kata lain tidak secara serta-merta meninggalkan metode pembelajaran digital. Hal ini masih berkaitan dengan dikeluarkannya keputusan pemerintah untuk membuka sekolah kembali pada 2021.